Berita Sumut

Massa GMKI Kota Medan Minta Cabut Izin PT Toba Pulp Lestari Serta Perusahan Lain

Administrator
Matatelinga.com
MATATELINGA, Medan:  Puluhan massa yang menamakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Medan melakukan aksi demo di depan kantor Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Jalan Pattimura Medan, Rabu (31/7/2019). Para pendemo itu, meminta kepada pemerintah agar mencabut seluruh ijin usaha perusahaan yang diduga merusak Danau Toba.





[adx]


"Pengembangan kawasan Danau Toba belum secara serius ditangani oleh pemerintah. Wacana demi wacana digulirkan namun nihil eksekusi. Pasca ditetapkan menjadi kawasan strategis nasional dilanjutkan dengan pembentukan Badan Otorita Danau Toba melalui Perpres nomor 49 tahun 2016, tetap tidak menunjukkan progress," kata Ketua GMKI Cabang Medan Hendra Manurung, saat orasi.

Menurut Hendra, pengembangan kawasan Danau Toba dengan prioritas sektor pariwisata tidak memungkinkan berjalan selagi masih beroperasinya perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi dan mencemari Danau Toba itu sendiri. Jika pemerintah serius dan memiliki keberanian, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menghentikan seluruh aktivitas perusahaan yang merusak Danau Toba.

[adx]






"Kami mendesak pemerintah untuk mencabut seluruh ijin usaha perusahaan perusak Danau Toba seperti PT Aquafarm, PT Alegrindo, PT Toba Pulp Lestari (TPL), PT Japfa, PT Simalem Resort," jelas dia.

Selain itu, GMKI Cabang Medan juga mendesak Presiden RI Jokowi agar meninjau kembali Perpres nomor 49 tahun 2016. "Karena tidak sesuai dengan tujuan pengembangan kawasan Danau Toba," sebut Hendra.

Massa juga mendorong pemerintah kabupaten sekawasan Danau Toba untuk memprioritaskan upaya-upaya pelestarian dengan melakukan revitalisasi ekosistem dan lingkungan hidup di Danau Toba. "Mencabut dan tidak menerbitkan ijin-ijin baru kepada perusahaan yang berpotensi merusak lingkungan di kawasan Danau Toba," katanya.


Menyikapi tuntutan massa, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba melalui staf komunikasi publik bernama Samuel Tampubolon mengucap terima kasih kepada pendemo atas sarannya. "BPODT, seperti yang dikatakan masyarakat harus dikritik dan disarankan untuk lebih dekat dengan masyarakat dan untuk lebih memperdayakan masyarakat khususnya dalam konteks pariwisata. Kritikan itu kami terima menjadi pembaharuan bagi kami, perbaikan bagi kami dan untuk lebih lagi melekat pada masyarakat. Selama ini BPODT tetap berusaha lebih melekat," sebutnya.

[adx]





Ia sendiri menegaskan kalau BPODT tidak memiliki ranah untuk mencabut dan menerbitkan ijin usaha perusahaan yang diduga merusak kawasan Danau Toba. "Pada dasarnya BPODT ini bagian dari kementrian pariwisata. Namun memang sudah diberikan oleh Kemenko Maritim kajian mengenai di Danau Toba. Mungkin itu juga yang sampai sekarang masih dasar atau acuan secara ilmiah tentang pencemaran di Danau Toba. Namun untuk ijin itu sendiri bukan ranahnya BPODT memberikan ijin atau menarik ijin. BPODT seperti namanya juga ranahnya pariwisata," kata dia.


Tapi, sebut dia, untuk lingkungan BPODT sadar pasti berdampak pada pariwisata. BPODT sendiri melakukan apa yang menjadi tupoksi dan fungsinya. "Fungsi kita bukan yang memberikan dan mencabut ijin. Namun walaupun demikian aspirasi massa ini kita terima karena ini sebagai bentuk kritikan dan saran yang sangat dibutuhkan," sebutnya.

Selanjunt massa melanjutkan aksinya ke Kantor Gubernur Jalan Dipenegoro Medan dan Uniland Jalan MT Haryono Medan.

Penulis
: Mtc
Editor
: Amrizal
Tag:blibliCabut izin PT Toba Pulp LestariMatatelingamatatelinga.commatatelinga comTerkiniTravelokademo PT Toba Pulp Lestariperusak Lingkungan Danau Toba

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.