Ekonomi

Dalam Sepekan, Rupiah Sudah Mencatatkan Penguatan Sebesar 0,33%

Administrator
Hand Over
MATATELINGA, Jakarta: Dalam sepekan, rupiah sudah mencatatkan penguatan sebesar 0,33%. Kurs rupiah ditutup menguat 0,07% ke Rp 13.970 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (11/2/2021).


Walau begitu, jika dihitung dalam sepekan, mata uang Garuda ini masih berhasil menguat 0,36%.Kondisi yang berbeda justru terjadi di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah ditutup di Rp 14.011 per dolar AS atau melemah 0,16%.





Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail berpendapat, penguatan rupiah disokong oleh indeks dolar AS yang melemah. “Kebijakan stimulus AS yang sebesar US$ 1.400 per bulan kepada masyarakat mulai dijalankan. Hal ini pada akhirnya membuat dolar melemah dan rupiah pun diuntungkan dengan kondisi ini," sebut Ahmad kepada media, Kamis kemarin (11/12/2021).


Selain itu, beberapa data ekonomi AS yang meleset dari perkiraan juga semakin menekan indeks dolar AS. Seperti data non-farm payroll dan data inflasi yang masih lesu. Hal ini pada akhirnya memberi dukungan untuk segera disahkannya paket stimulus senilai 1,9 T, yang diajukan Biden.


Setali tiga uang, analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menuturkan, kinerja positif rupiah dalam sepekan ini didukung oleh kinerja dolar AS yang justru terus melemah atas mata uang utama dunia lainnya.


"Selain itu, pernyataan ketua the Fed yang masih dovish turut memicu penurunan dolar dan menguntungkan rupiah. The Fed menegaskan akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini sampai ekonomi mencapai lapangan kerja maksimum dan inflasi tetap di atas 2% untuk beberapa waktu," sebutnya.


Soal sentimen dari dalam negeri, Alwi menyebut, meski data-data ekonomi masih terlihat suram, seperti consumer confidence bulan Januari 2021 yang turun 84,9 dari 96,5, di bawah proyeksi yang 95. Kemudian retail sales, yang terkontraksi lebih dalam di Desember 2020 menjadi -19,2 dari sebelumnya -16,3%, jauh di bawah forecast -5,5%.


Namun, menurut Alwi, kurang baiknya data-data tersebut mampu diimbangi oleh meningkatnya sentimen risk-on di tengah harapan stimulus dan peluncuran vaksin.






Pekan depan, Alwi memperkirakan, harapan stimulus dan perkembangan mengenai peluncuran vaksin masih akan mendukung rupiah. Selain itu, akan ada data-data dari dalam negeri yang akan dirilis.


“Mulai dari data neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan surplus US$ 2,3 miliar di Januari 2021, melanjutkan surplus bulan Desember 2020 yang sebesar US$ 2,1 miliar. Kemudian juga ada Rapat Dewan Gubernur BI yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga di 3,75%,” imbuh Alwi.


Alwi memproyeksikan, sepekan ke depan rupiah akan diperdagangkan pada rentang Rp 13.850 - Rp 14.050 per dolar AS.

Editor
: Amrizal
Sumber
: ktn
Tag:Berita EkonomiBerita terkini harga EmasKota MedanKurs Rupiahmatatelinga.commatatelinga comSumutpenguatan rupiahTerkini

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.