MATATELINGA, Madina : "Polit Mandailing atau Mandailing Polit seperti yang dikata orang tidak benar. Mandailing sebetulnya na lomokan. Saya memuji Lomok Mandailing, cuma perlu disempurnakan supaya manfaatnya jelas mengurangi kemiskinan". Demikian Amir Mahmud, Ketua BAZNAS Madina, menulis di akun Facebook pribadinya.
BACAJUGA
https://www.matatelinga.com/Berita-Sumut/rizky-hidayat-bocah-7-tahun--penderita-stunting-dan-jantung-bocor-mengidap-penyakit-aneh-sejak-lahir
screenshot Facebook
Dihubungi melalui ponselnya seperti apa Lomok (kedermawanan) Mandailing itu beliau menjelaskan Lomok itu nyata dalam pergaulan sehari-hari, dalam hubungan markoum (kekerabatan), marhuta (hubungan sesama warga kampung), dan i parkarejoan (hubungan di tempat kerja). "Orang Mandailing selalu saling menolong, suka membantu yang kesulitan, dan suka memberi", jelasnya.
Lihatlah lahir anak bikin acara syukuran, mau Umrah bikin acara doa dan makan bersama, lulus pegawai negeri kumpulkan tetangga dan anak Yatim. Supir travel rajin singgah memberi sumbangan kepada panti asuhan atau kotak infak pinggir jalan. Bulan puasa coba lihat bukan cuma Pemkab dan BAZNAS Madina yang membagi santunan kepada fakir miskin dan Yatim. Polres, Kejaksaan, Organisasi Wartawan, Organisasi Pemuda, orang kaya, parjagal, perantau, toke gota, toke sere, dan sebagainya berlomba berbagi sedekah atau berbagi takjil. Itu semua bentuk Lomok Mandailing, jelasnya beliau panjang lebar.
Apa maksudnya Lomok Mandailing perlu disempurnakan, tanya wartawan kami. "Oh, itu begini", jawab Amir.