
Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sumut, berbagai elemen perlu dilibatkan. Tokoh agama misalnya, dengan memberikan imbauan kepada tokoh agama agar memberikan imbauan kepada umat untuk melakukan ibadah di rumah saja, sudah banyak masyarakat yang mematuhi aturan tersebut.
Yang tidak kalah pentingnya adalah melibatkan generasi muda atau generasi millenial. Wagub Musa Rajekshah beberapa waktu lalu juga mengajak milenial Sumut untuk membantu pemerintah dalam penanganan dan pencegahan Covid-19. Wagub juga mengajak generasi millenial memiliki kepedulian (yang tergerak hatinya) untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
"Bantuan atau perhatian yang dibutuhkan masyarakat sesungguhnya tidak hanya dalam bentuk materi atau kebutuhan pangan, masyarakat juga perlu diingatkan jika keluar rumah selalu memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, semua elemen harus saling mengingatkan terutama dalam hal penerapan protokol kesehatan di dalam kehidupan sehari-hari. “Apabila kita benar-benar bisa mempersiapkan diri dalam memasuki tatanan hidup baru (New Normal) berarti kita harus bisa membudayakan pola hidup bersih dan sehat,” katanya.
Karena, mematuhi protokol kesehatan itu tidak ada ruginya. Mungkin sebagian orang merasa sangat terganggu dengan masker atau kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir terasa sangat membosankan. Apalagi kebiasaan sebagian masyarakat selama ini bersosialisasi dengan teman, kerabat atau kawan satu kantor. Sekarang, semua perlu menjaga jarak. Menjaga jarak bukan berarti merenggangkan tali silaturahmi, akan tetapi demi untuk kesehatan dan keselamatan bersama, pola jaga jarak harus diterapkan.
Semoga langkah-langkah yang dipersiapkan untuk menyongsong harapan baru dan tatanan hidup baru (New Normal) bisa dijalankan sesuai dengan harapan. Kata kuncinya adalah semua elemen harus benar-benar dalam mematuhi aturan pemerintah, terutama dalam menerapkan protokol kesehatan. (MT/ADV)