Opini

Tarik Baju Lalu Nangis, Neneng Bak 'Artis' Gara-Gara Masinton?

putra
Matatelinga.com
Wakil ketua DPRD Tapteng, Camelia Neneng Susanty.
MATATELINGA : Sosok Camelia Neneng Susanty Sinurat kini menjadi 'buah bibir' publik bagaikan 'artis lokal' viral, saat tensi Pilkada 2024 di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) semakin memanas.


BACAJUGA

https://www.matatelinga.com/Berita-Sumut/warga-datuk-bandar-kurir-metamfetamina-dibekuk-sat-res-narkoba-asahan


Betapa tidak, saat dua pasangan calon (Paslon) Bupati Tapteng sedang adu strategi pada masa kampanye, tiba-tiba saja muncul sosok dari Neneng hingga menjadi perbincangan hangat.



Mengejutkan memang, sosok Neneng dikabarkan mengalami korban fisik dari eks anggota DPR-RI Masinton Pasaribu, yang kini calon Bupati Tapteng. Insiden itu disaksikan kader PDI Perjuangan.


Neneng mengaku telah dianiaya seraya dilecehkan Masinton, melalui pernyataan rekannya sesama kader PDI Perjuangan yang juga legislator Tapteng, Arimitara Halawa kepada awak media.


Berselang waktu, pengakuan kekerasan itu dikuatkan oleh Neneng sendiri saat didampingi kuasa hukumnya. Ditambah lagi, keterangan Polrestabes Medan yang membenarkan laporan aduan Neneng.



Lalu, siapa sebenarnya Camelia Neneng yang mengaku jadi korban kekerasan Masinton. Kemudian apa motif dibalik masalah itu. Benarkah asumsi publik bila Neneng sengaja mendramatisir ataukah berupaya melakukan playing victim.


Ya memang, Neneng dikancah politik dan mata telinga masyarakat tak begitu familiar. Belakangan, Neneng diketahui menduduki jabatan sebagai wakil ketua DPRD Tapteng sisa periode 2020-2025.


Neneng adalah politisi PDI Perjuangan menggantikan posisi Willy Silitonga yang memilih untuk 'loncat' partai ke Nasdem, mengikuti jejak politik dari eks Bupati Tapteng Bakhtiar Sibarani.


Sementara Baktiar Sibarani, kini disebut menjadi ketua tim pemenangan paslon (pasangan calon) yang tidak lain adalah kompetitor Masinton di Pilkada 2024.


Neneng ternyata merupakan istri dokter Febrianto Manalu, baru-baru ini telah diamanahkan Pj Bupati Tapteng sebagai Plt Kepala Dinas Kesehatan, pasca kasus korupsi BOK-Jaspel 2023 terkuak.


Di struktur DPC PDI Perjuangan Tapteng, Neneng sampai kini masih menduduki jabatan bendahara, meski dua koleganya di partai politik yaitu Horas Hutagalung dan Ronal Pakpahan dibebastugaskan.




Horas dan Ronal dibebastugaskan oleh DPP partai Banteng Moncong Putih dari jabatannya sebagai ketua dan sekretaris, karena dianggap 'tidak tegak lurus'.


Artinya, Horas dan Ronal dianggap telah 'melawan' arahan partai karena tidak mendukung kader sendiri di Pilkada. Kabarnya, Horas dan Ronal malah pilih berada di barisan kompetitor Masinton.


Beberapa bukti rekam jejak digital yang memperlihatkan sosok Neneng memiliki kedekatan dengan Horas, Ronal, Willy. Neneng dan ketiga koleganya itu pernah sejalan dalam struktur kepengurusan.


Benar atau tidak, Neneng ikut ambil andil 'menjauhi' Masinton di Pilkada. Sah-sah saja, kalau Neneng 'setia' berteman pada Horas, Ronal dan Willy. Tapi pertanyaan lebih penting, apakah Neneng juga ikut dalam barisan kompetitor Masinton?


Tak dapat dipungkiri, isu 'keberpihakan' Neneng terhadap kompetitor Masinton menyeruak di ranah publik. Isu ini sangat santer terdengar hingga menimbulkan asumsi miring bila Neneng 'berkhianat'.


Lebih parah lagi, isu yang berkembang di ranah publik, 'pengkhianatan' Neneng kerap dikaitkan dengan isu propaganda dari pelaku politik yang ingin melindungi 'rezim' pemerintahan sebelumnya. Apa mungkin, Neneng menjadi 'pion' politik?


Mengulik insiden Neneng di Kota Medan beberapa waktu lalu, seolah menyiratkan sebuah bentuk perlawanan ke Masinton. Kasus tarik baju kancingnya lepas lalu nangis dialami Neneng cukup menarik.




Sikap emosional Masinton kata Neneng, memaksanya untuk membuat aduan ke Polisi. Hanya gara-gara dianggap tidak tegak lurus, Masinton dituduh tarik baju hingga membuat Neneng menangis.

Memang, tiada dalil kuat membuktikan kalau Neneng menolak tegak lurus untuk Masinton. Namun, gestur politik Neneng seolah membenarkan indikasi di publik, bila Neneng enggan di barisan Masinton.


Kendati kasus Neneng masih bergulir, tetapi beberapa spekulasi malah muncul ke publik, salah satunya Neneng diduga sengaja mendramatisir kejadian melalui upaya playing victim (berlagak korban), untuk 'melemahkan' citra Masinton.


Neneng mengalami kekerasan mungkin saja. Neneng mencoba playing victim mungkin juga. 'Bola Panas" ada ditangan Polisi. Apalagi, Masinton juga 'melawan'.


Masinton keberatan terhadap tuduhan sepihak dari Neneng termasuk temannya Arimitara soal dugaan penganiayaan dan asusila. Masinton pun menempuh jalur hukum ke Polda Sumatera Utara.


Mungkinkah kasus Neneng-Masinton itu dapat terselesaikan secara internal atau berakhir sampai proses peradilan? Benar atau tidak soliditas kader Banteng mulai rapuh menjelang Pilkada? ataukah benar ada orang ketiga dibalik masalah itu?


Bicara soliditas, PDI Perjuangan tidak perlu diragukan. Kaderisasi kuat selama ini telah sering 'menangkis' upaya dari segelintir oknum berusaha 'mengobok-obok' internal. Jangan sampailah ya?


Kedewasaan berpikir dan bertindak adalah solusi menyelesaikan masalah. Jangan gara-gara tarik baju lalu nangis memicu polemik dan perpecahan hingga mengganggu kondusifitas di Pilkada.


Jika Masinton terbukti atas tuduhan dari Neneng, tentu proses hukum seyogianya dijalani. Namun bila sebaliknya, Neneng harus mau bertanggungjawab dihadapan hukum dan publik. Kita berharap, Neneng atau Masinton mempertimbangkan itu.


Kasus Neneng dan Masinton kiranya tak disusupi 'penumpang gelap'. Pasalnya, sejak bergulir kasus ini, sejumlah pihak dengan beragam kelompok 'ikut campur' mengatasnamakan bentuk kepedulian.


Terlepas dari masalah internal Neneng dan Masinton, dari sisi kasus lapor dan melapor kedua belah pihak, tentu Polisi juga diharapkan agar tegak lurus.


Polisi sebagai alat negara harus mampu profesional sesuai fakta hukum. Jangan mau dijadikan alat kepentingan 'siapa dia'. Jadilah Polisi amanah dan hindari berspekulasi dan kita tunggu saja.





Penulis
: Muafdan
Editor
: Putra
Tag:tarikbajumasiintonMatatelinganeneng

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.