Opini

Tarik Baju Lalu Nangis, Neneng Bak 'Artis' Gara-Gara Masinton?

putra
Matatelinga.com
Wakil ketua DPRD Tapteng, Camelia Neneng Susanty.


Sikap emosional Masinton kata Neneng, memaksanya untuk membuat aduan ke Polisi. Hanya gara-gara dianggap tidak tegak lurus, Masinton dituduh tarik baju hingga membuat Neneng menangis.

Memang, tiada dalil kuat membuktikan kalau Neneng menolak tegak lurus untuk Masinton. Namun, gestur politik Neneng seolah membenarkan indikasi di publik, bila Neneng enggan di barisan Masinton.


Kendati kasus Neneng masih bergulir, tetapi beberapa spekulasi malah muncul ke publik, salah satunya Neneng diduga sengaja mendramatisir kejadian melalui upaya playing victim (berlagak korban), untuk 'melemahkan' citra Masinton.


Neneng mengalami kekerasan mungkin saja. Neneng mencoba playing victim mungkin juga. 'Bola Panas" ada ditangan Polisi. Apalagi, Masinton juga 'melawan'.


Masinton keberatan terhadap tuduhan sepihak dari Neneng termasuk temannya Arimitara soal dugaan penganiayaan dan asusila. Masinton pun menempuh jalur hukum ke Polda Sumatera Utara.


Mungkinkah kasus Neneng-Masinton itu dapat terselesaikan secara internal atau berakhir sampai proses peradilan? Benar atau tidak soliditas kader Banteng mulai rapuh menjelang Pilkada? ataukah benar ada orang ketiga dibalik masalah itu?


Bicara soliditas, PDI Perjuangan tidak perlu diragukan. Kaderisasi kuat selama ini telah sering 'menangkis' upaya dari segelintir oknum berusaha 'mengobok-obok' internal. Jangan sampailah ya?


Kedewasaan berpikir dan bertindak adalah solusi menyelesaikan masalah. Jangan gara-gara tarik baju lalu nangis memicu polemik dan perpecahan hingga mengganggu kondusifitas di Pilkada.


Jika Masinton terbukti atas tuduhan dari Neneng, tentu proses hukum seyogianya dijalani. Namun bila sebaliknya, Neneng harus mau bertanggungjawab dihadapan hukum dan publik. Kita berharap, Neneng atau Masinton mempertimbangkan itu.


Kasus Neneng dan Masinton kiranya tak disusupi 'penumpang gelap'. Pasalnya, sejak bergulir kasus ini, sejumlah pihak dengan beragam kelompok 'ikut campur' mengatasnamakan bentuk kepedulian.


Terlepas dari masalah internal Neneng dan Masinton, dari sisi kasus lapor dan melapor kedua belah pihak, tentu Polisi juga diharapkan agar tegak lurus.


Polisi sebagai alat negara harus mampu profesional sesuai fakta hukum. Jangan mau dijadikan alat kepentingan 'siapa dia'. Jadilah Polisi amanah dan hindari berspekulasi dan kita tunggu saja.





Penulis
: Muafdan
Editor
: Putra
Tag:tarikbajumasiintonMatatelinganeneng

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.