Opini

Pentingnya Pembelajaran 'Empati' Kepada Anak Sejak Usia Dini

James Pardede
Matatelinga/Istimewa
Pemberitan bantuan kepada warga masyarakat terdampak Covid-19 oleh POS Medan

Pemerintah kita dan seluruh masyarakat Indonesia saat ini disibukkan dengan masih merebaknya wabah virus Covid-19 dan sudah menelan banyak korban jiwa. Satgas Covid-19 beserta Pemerintah Daerah terus berusaha melakukan upaya-upaya pencegahan agar penyebaran virus ini tidak lagi merenggut korban jiwa.

Oleh : Khairudin, S.Pd.I, Ira Novita Situmorang, S.Pd & Riwanto Tamba, S.S


Himbauan yang disampaikan pemerintah untuk menekan angka penyebaran virus ini adalah penerapan protokol kesehatan, memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak. Walaupun dalam kenyataannya masih banyak masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.

Dampak yang ditimbulkan wabah pandemi Covid-19 ini sangat beragam dan multi kompleks. Sebelumnya, kita dikejutkan dengan beberapa peristiwa kejahatan seperti perampokan, penculikan, korupsi dan lain sebagainya. Peristiwa ini seakan mengingatkan kita bahwa moral dan etika sebagian generasi kita telah tergerus.

Menyikapi permasalahan ini, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai menitik beratkan pentingnya pendidikan karakter selain penguasaan kognitif yang selama ini sangat ditekankan apalagi dengan berlakunya Ujian Nasional, sebelum adanya kebijakan Merdeka Belajar yang diusung oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim.

Saat ini, kebijakan pendidikan yang ‘memerdekakan pendidik dan siswa’ mendapat dukungan dari banyak orang. Penghapusan ujian nasional yang diubah dengan Asesmen Kompetensi Minimal, Survey Karakter dan Lingkungan merupakan langkah jitu untuk menyeimbangkan perkembangan kognitif dan karakter terpuji.

Namun pengembangan karakter yang bagaimanakah yang mampu untuk mengurangi jumlah manusia yang tidak perduli dengan kondisi orang lain. Karena kita masih menemukan ada segelintir orang yang menolak memakai masker seperti yang disebutkan di atas, sebagai contoh sederhana tingkah laku yang tidak mendidik dan atau terdidik?

Hampir semua tindakan-tindakan yang tercela adalah tindakan yang merugikan orang lain, sebagai contoh; perusakan, pencurian, perampokan, korupsi, dan yang lainnya. Tindakan yang tidak peduli atas penderitaan orang lain/kerugian orang lain dapat dikategorikan sebagai tindakan tidak berempati.

Arti kata empati secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami orang lain dengan memposisikan diri sebagai orang lain tersebut.
Sederhananya, empati berarti kemampuan manusia untuk bisa merespon keinginan orang lain yang tidak terucap secara lisan.


Empati berbeda dengan simpati. Simpati lebih menitik beratkan pada perilaku yang menurut kita baik. Empati adalah sikap yang “orang lain ingin kita lakukan”.

Perbedaan arti antara empati dan simpati ini juga akan memengaruhi perbedaan tindakan yang akan kita ambil. Jika simpati biasanya hanya berhenti pada rasa iba, maka empati akan berlanjut pada tindakan membantu.


Penulis
: Tim POS Medan
Editor
: James P Pardede

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.