Opini

Natal Jaman Now!

James Pardede
Istimewa
James P Pardede
MATATELINGA : Waktu berputar sangat cepat, rasanya baru kemarin merayakan Natal, sekarang sudah berada dibulan Desember dan kembali merayakan momen Natal. Bagaimana pendapatmu tentang perayaan Natal tahun ini? Apakah ada yang berbeda dan memiliki kesan tersendiri? Bagi sebagian orang, Natal adalah salah satu momen penting di dalam hidupnya. Orang seperti ini biasanya akan rela pulang kampung atau memilih untuk cuti demi merayakan Natal bersama keluarga di kampung halaman.

Sudah lazim kita temukan di beberapa rumah ibadah, ketika memperingati hari kelahiran Sang Juru Selamat (Natal) maka akan banyak umat Tuhan yang datang ke gereja, sama halnya dengan pada saat memperingati hari kematian-Nya, banyak umat yang tiba-tiba merasa sadar dan seperti 'sadar massal' akan dosa-dosanya datang ke gereja. Orang seperti ini sering diplesetkan sebagai Kristen Napas (Natal dan Paskah). Hanya datang ke gereja pada saat perayaan Natal dan Paskah. Setelah itu mereka kemana?



Menyambut Natal tahun ini, istilah kerennya disebut Natal jaman now banyak orang yang meresa tidak perlu lagi memperingati hari kelahiran Sang Juru Selamat dengan berbagai kegiatan yang merepotkan. Perayaan Natal tidak lagi dirayakan dengan berbagai acara seperti liturgi, baca puisi, paduan suara atau penampilan lainnya. Perayaan Natal sudah dipersingkat sedemikian rupa sehingga tidak lagi membosankan katanya.

Berbeda dengan perayaan Natal di beberapa tempat yang masih tetap mempertahankan tata tertib acara yang sudah dijalankan secara turun temurun. Setiap kali perayaan Natal masih saja ada penampilan liturgi, paduan suara, vocal group, baca puisi, drama atau dalam bentuk lain seperti parade serta penampilan lainnya.



Tradisi pawai obor dan menghias gereja dengan aksesoris alami (gaba-gaba) masih tetap bertahan sampai hari ini di beberapa daerah di Sumatera Utara. Dulu, untuk memeriahkan malam Natal di desa-desa seringkali terdengar suara meriam bambu bersahut-sahutan antara kampung yang satu dengan kampung lainnya. Tak jarang keceriaan ini membawa malapetaka kepada orang yang memainkan meriam bambu. Antara lain bulu mata bisa gosong dan habis terbakar, meriam bambu bisa meledak karena sudah terlalu panas dan mengenai tubuh orang yang memainkannya.

Untuk menyampaikan selamat hari Natal kepada seseorang pada jaman dulu harus bertemu langsung dengan orangnya atau mengirimkan kartu natal kepada orang-orang yang kita cintai. Kekerabatan, kebersamaan dan rasa kekeluargaan akan terjalin begitu erat ketika masih memiliki kesempatan untuk saling bertatap muka dan bertegur sapa.



Berbeda sangat jauh dengan jaman sekarang, dimana kemajuan teknologi telah mengubah (hampir) segalanya menjadi begitu mudah dan serba simpel. Untuk mengucapkan selamat hari Natal saat ini tinggal kirim SMS, WA, pesan lewat Facebook, Instagram atau layanan lainnya yang sudah terkoneksi lewat telepon selular pintar Android.
Kalau mau bertatap muka dan saling menyampaikan selamat Natal, saat ini sangat mudah. Tinggal gunakan layanan video call, kita sudah bisa saling bertatap muka dan menyampaikan banyak hal. Yang paling penting dalam hal ini adalah jaringan internet tetap tersedia.

Berbagai kemudahan yang didukung dengan teknologi canggih seperti sekarang, membuat manusia semakin 'menggampangkan' segala sesuatunya dan melupakan banyak hal yang sesungguhnya sangat mendasar. Akibat teknologi yang semakin canggih, banyak orang yang dengan begitu mudahnya berbohong dan menipu orang lain. Ketika kita menelepon seseorang untuk bertemu di satu tempat, dengan mudah ia bisa berbohong dan berkata kalau ia sedang berada di luar kota, padahal ia sedang santai di tempat lain.



Teknologi yang ada saat ini telah mengubah seseorang menjadi pribadi yang kurang jujur, cenderung individualis dan kurang bersahabat. Dalam satu kesempatan, penulis pernah bertemu dengan satu keluarga di rumahnya. Pemandangan unik yang saya temukan adalah, semua anggota keluarga sibuk dengan handphone yang ada di tangan mereka.

Mereka duduk berhadap-hadapan tapi tidak ada lagi interaksi, semua sibuk dengan layanan yang disediakan provider seperti games, media sosial atau yang lainnya. Saat berinteraksi dengan teman, saudara atau kerabat saat ini tidak ada lagi fokusnya berbicara karena semua sibuk dengan handphone-nya masing-masing.

Jaman sekarang, atau istilah yang populer jaman now sudah banyak hal yang dulu kita anggap sangat baik dan bisa mengeratkan tali persaudaraan, sekarang dengan mudahnya digantikan oleh ucapan yang dikirim lewat pesan di media sosial atau layanan lainnya.



Generasi jaman sekarang tidak mau lagi repot dengan acara-acara seremonial atau acara yang mereka anggap membosankan. Anak jaman sekarang lebih suka mengikuti acara yang dipersingkat dan menurut mereka memberi makna. Padahal, kalau tradisi yang dulu selalu dijalankan oleh leluhur kita diwariskan secara turun temurun, maka tradisi tersebut akan tetap bertahan dan mendarah daging sampai anak cucu.

Persoalan yang kemudian muncul adalah, ketika orang tua sudah mulai meninggalkan tradisi-tradisi yang sesungguhnya sangat bermanfaat dalam membentuk karakter, moral dan sopan santun seseorang itu, maka anak-anak kita ke depan sudah tidak mengenal lagi tradisi yang pernah kita lestarikan sebelumnya.

Ketika kita memasuki bulan Desember, kita tidak lagi mengajak anak-anak atau generasi muda untuk merayakan Natal dengan penuh sukacita, maka ke depan mereka akan kehilangan makna Natal yang sesungguhnya. Natal bagi mereka nantinya hanya sekadar hari libur nasional yang tertuang dalam kalender tahunan.



Perayaan Natal Tahun ini kiranya tidak berkurang maknanya bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Perayaan Natal menjadi satu momentum bagi kita untuk merenungkan kembali bagaimana Yesus lahir dan turun ke bumi untuk menyelamatkan kita orang-orang berdosa. Jangan perdebatkan hal-hal kecil yang tidak berguna, akan tetapi ambil hikmahnya dan jadikan Natal tahun ini sebagai sarana evaluasi diri sudah sampai sejauh mana kita melangkah dan apakah langkah kita setiap hari, setiap jam dan setiap menit masih tetap berada di rel yang benar? Selamat Natal untuk kita semua.
Penulis
: James P Pardede
Editor
: Amrizal
Tag:20172018Jaman SekarangJames P PardedeNatal

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.