Opini

"Strategi Bisnis Bersahabat Dengan resiko" Ala Adi Ming E

mtch
Mtc/Ist
Adi Ming E

                                         "Strategi Bisnis Bersahabat Dengan resiko" Ala Adi Ming E


Adi Ming E bukan pewaris kerajaan properti. Tapi namanya kini tak pernah lepas dari embel-embel properti - sebagai Chairman Samera Propertindo. Hidupnya dulu pun terbilang sulit. 





[adx]


Untungnya, orangtua punya tekad menyekolahkannya, sehingga saat tamat SMA - sambil kuliah - ia berani menentukan jalan hidup semenjak dini. Lebih dari 20 tahun waktu yang dicurahkan untuk satu bidang yang tergolong "angker". 


Selain padat modal, bisnis properti sangat bergantung pada iklim ekonomi lokal, nasional, dan global. Belum lagi beradaptasi pada kebijakan pemerintah. Hanya ada satu kata kunci yang terus mengikuti kesuksesan miliarder muda ini, yaitu risiko. Baginya disetiap tantangan besar selalu ada risiko besar, dan potensi keuntungan yang besar pula. Maka bersahabatlah dengan risiko. 


"Sebagai seorang pebisnis properti, saya harus bersahabat dengan yang namanya risiko," ucap pria ramah senyum ini. Jika setiap tahun dicatat, sebenarnya akan selalu saja ada alasan untuk pesimis dengan bisnis properti. Ada yang bilang hati-hati di tahun politik. Hati-hati saat ada desas-desus krisis global. Hati-hati pergantian kepala daerah. Dan jika dituruti, maka tidak ada tahun baik untuk menjalankan bisnis properti. Adi Ming tak bergeming. 





[adx]


Beberapa tahun terakhir, di saat kompetitor berbondongbondong membidik pasar menengah bawah, Adi Ming memilih tetap fokus di segmen menengah atas. Alasannya sederhana, menengah atas sudah pasti mampu beli. Ia hanya perlu memikirkan desain terbaik dengan harga paling kompetitif. Ketimbang ikut berspekulasi dengan kabar tumbuhnya kelas ekonomi menengah di Indonesia. Padahal kelas menengah sangat rentan. Isu lesunya pasar di tahun politik juga tak membuat Adi Ming gentar. 


Saat customer asal Medan wait and see di moment Pilkada Sumut, Adi Ming menyasar customer asal Aceh. Ia tahu banyak masyarakat Aceh yang rutin ke Medan untuk berlibur atau bisnis. Terbukti 25%sales disumbang masyarakat asal Aceh. "Selain Medan, masyarakat Aceh adalah pasar yang patut diperhitungkan," ucap Adi Ming. Adi Ming yakin selalu ada peluang di setiap tantangan. Besar kecilnya risiko yang dihadapi hanya tinggal penyesuaian kita dengan tekad dan kerja keras.

Penulis
: mtch/rel
Editor
: Amrizal
Tag:Adi Min Ebisnisbliblimatatelinga.commatatelinga comperekonomianTerkiniTraveloka

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.