Internasional

Tak Gentar, Militer Iran Tolak 12 Tuntutan AS


Hassan Rouhani / Photo: ist
MATATELINGA, Iran: Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran menolak 12 tuntutan Amerika Serikat (AS) kepada Teheran dan menegaskan bahwa mereka tidak perlu izin dari negara manapun untuk mengembangkan kemampuan pertahanan.

"Tentara Iran saat ini, alhamdullilah, lebih siap dan tak perlu menunggu izin atau persetujuan kekuatan manapun untuk mengembangkan kemampuan pertahanan," kata Mayor Jenderal Mohammad Bagheri seperti dilansir kantor berita Iran, IRNA, Rabu (23/5).

Amerika Serikat menuntut Iran membebaskan seluruh warganya yang selama ini masih ditahan dan meminta seluruh pasukan Presiden Hassan Rouhani keluar dari Suriah dan berhenti membantu Presiden Bashar Al-Assad.

Permintaan itu termasuk dalam 12 tuntutan yang diajukan Washington kepada Iran sebelum memutuskan menjatuhkan serangkaian sanksi baru bagi negara di Timur Tengah itu. Tuntutan ini keluar tak lama setelah Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran.

"Sanksi akan berdampak menyakitkan bagi rezim Iran jika mereka tidak mengubah arah kebijakan yang tidak bisa diterima selama ini, dan tidak produktif bagi negara dan warga Iran," kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dalam pidato perdananya setelah dilantik, Selasa (23/5).

Pompeo juga mendesak Iran menyetop pengembangan dan proliferasi teknologi rudal dan nuklirnya. Washington juga menuntut Teheran menghentikan pengayaan uranium dan plutonium, termasuk menutup reaktor nuklir lainnya.

Iran juga didesak melaporkan seluruh kegiatan militernya terkait program nuklir kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Pemerintahan Rouhani juga diminta membuka akses tanpa syarat kepada IAEA ke seluruh situs nuklir di negaranya.

Selain nuklir, Pompeo menyatakan Iran juga harus menghentikan dukungannya bagi kelompok teroris di kawasan, termasuk kepada Hizbullah, Hamas, dan Islamic Jihad Movement di Palestina.

Teheran juga diminta menyetop dukungannya terhadap Taliban dan organisasi "teroris" lainnya di Afghanistan dan berhenti melindungi pemimpin senior Al-Qaidah.  Iran juga diminta menghentikan dukungan militernya terhadap pemberontak Houthi di Yaman dan bekerja sama membantu proses perdamaian di negara tersebut.

"Iran harus mengakhiri dukungan Pasukan Garda Revolusioner Islam terhadap seluruh mitra teroris dan militan di seluruh dunia," kata Pompeo.

Dalam tuntutannya itu, AS menuntut Iran menghormati kedaulatan pemerintah Irak, melucuti senjata, demobilisasi, dan reintegrasi milisi Syiah.

Washington meminta Teheran mengakhiri seluruh ancamannya terhadap negara-negara tetangganya di kawasan yang sebagian besar merupakan sekutu dekat AS, termasuk Israel dan Arab Saudi.


"Tuntutan kami masuk akal yakni hentikan program senjata Anda [Iran]. Jika mereka milih untuk mundur ke masa lalu dengan mulai memperkaya kembali uranium dan lainnya, AS sepenuhnya siap menanggapinya," kata seperti dikutip Reuters.

Presiden Iran Hassan Rouhani telah menampik 12 tuntutan AS itu dengan menyatakan negaranya tidak bisa didikte. "Siapa Anda memutuskan buat Iran dan dunia?" kata Rouhani.

"Dunia saat ini tidak menerima bahwa Amerika Serikat memutuskan untuk dunia. negara-negara punya kebebasannya," tambah Rouhani yang menyebut langkah Trump mundur 15 tahun ke era Presiden George W. Bush yunior dan mengulangi pernyataan yang diucapkan Bush pada 2003.

Uni Eropa mengecam keras langkah AS mundur dari kesepakatan nuklir 2015 serta menerapkan sanksi lagi terhadap Iran. Rusia dan China, yang ikut menandatangani kesepakatan juga mengkritik langkah AS dan menyatakan akan mempertahankan perdagangan dengan Iran.

Penulis
: Fidel W
Editor
: Fidel W
Sumber
: cnn
Tag:amerika serikatBashar Al-AssadBashar Al AssadKepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.