Ekonomi

Pasca Pemangkasan Suku Bunga AS, Harga Minyak Mentah Jadinya,,,?

Administrator
pixabay
Kilang Minyak
MATATELINGA, Singapura: Harga minyak mentah juga didukung oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, meledak pada hari Rabu menyusul ledakan pager serupa pada hari sebelumnya.



Sumber keamanan mengatakan badan mata-mata Israel, Mossad, bertanggung jawab, tetapi pejabat Israel tidak mengomentari serangan tersebut.



Permintaan yang lemah dari ekonomi China yang melambat membebani harga, dengan produksi kilang di China melambat selama lima bulan pada bulan Agustus.


BACA JUGA:Agus Setiawan Dilantik DPRD Medan, Fokus Infrastruktur dan Ekonomi


Pertumbuhan produksi industri China juga melambat ke titik terendah dalam lima bulan bulan lalu, dan penjualan eceran serta harga rumah baru semakin melemah.



Harga minyak diperkirakan berada di jalur kenaikan selama dua minggu berturut-turut setelah pemangkasan besar suku bunga AS dan penurunan stok global.



Mengutip Reuters, harga minyak berjangka Brent, yang diperdagangkan 19 sen atau 0,3% lebih rendah pada $ 73,69 per barel pada pukul 00.27 GMT pada Jumat (20/9), naik 4,3% minggu ini.



Sedangkan harga minyak mentah WTI, yang naik 6 sen pada US$ 72,01 per barel, telah mencatat kenaikan mingguan sebesar 4,8%.


Harga benchmark telah pulih setelah jatuh ke posisi terendah hampir tiga tahun pada tanggal 10 September, dan telah mencatat kenaikan dalam lima dari tujuh sesi sejak saat itu.



Bank sentral AS memangkas suku bunga 0,5% pada hari Rabu. Pemangkasan suku bunga biasanya meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan energi, tetapi beberapa pihak juga melihat pemangkasan besar tersebut sebagai tanda pasar tenaga kerja AS yang lemah.


BACA JUGA:PT Pelindo Regional 1 Belawan Membangun Generasi Muda Berwawasan Maritim


Data pemerintah AS menunjukkan, persediaan minyak mentah di AS, produsen minyak terbesar di dunia, turun ke level terendah dalam satu tahun minggu lalu.


Analis Citi menyebut, defisit pasar minyak yang berlawanan dengan musim sekitar 400.000 barel per hari (bpd) akan mendukung harga minyak mentah Brent dalam kisaran US$ 70 hingga US$ 75 per barel selama kuartal berikutnya, tetapi harga tambahan dapat anjlok pada tahun 2025.


Penulis
: Mtc/Ktn
Editor
: Amrizal
Tag:Suku Bunga ASharga minyakIndexmatatelinga.commatatelinga comMinyak Mentah

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.