MATATELINGA, Jakarta : Indonesia dengan Israel memang tidak mempunyai hubungan diplomatik yang resmi, namun aktivitas perdagangan dengan Israel tetaplah berlangsung guna memenuhi kebutuhan pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa impor Indonesia dari Israel menyentuh angka USD54,2 juta atau setara dengan Rp883,4 miliar sepanjang tahun 2024.
Relasi Dagang Antar Negara Tanpa Hubungan Diplomatik
Di kala situasi politik global yang kompleks, terlebih situasi di Timur Tengah, melakukan aktivitas dagang antar-negara tanpa adanya hubungan diplomatik kerap kali akan melibatkan perantara pihak ketiga alias tidak melakukan interaksi dagang secara langsung. Kondisi seperti ini membuat barang-barang tertentu mungkin saja tetap bisa masuk ke pasar Indonesia.
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI Abdul Kadir Jailani juga membenarkan hal tersebut di Kantor MUI pada Kamis (18/7/2024).
“Bahwa perdagangan Indonesia dengan Israel dilakukan secara tidak langsung melalui negara pihak ketiga,” kata Abdul dalam Dialog Palestina: Kebijakan dan Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian Palestina.
Indonesia memang sejak lama diketahui sudah menjalin hubungan perdagangan dengan negara-negara besar seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan negara-negara mitra tetangga ASEAN. Dalam pembahasan ini, menjalin impor dari Israel tentu menjadi sorotan terlebih dalam nilai impor tersebut, dan lebih lanjutnya terkait ‘kebutuhan’ terhadap barang-barang yang diimpor.
Walaupun memang jumlahnya tidak terlalu besar, namun data tersebut menunjukkan terjadinya hubungan ekonomi melalui jalur perdagangan tetap terjalin antara-kedua negara, walaupun tanpa hubungan diplomatik formal.
Nilai impor menyentuh sebesar USD54,2 juta, keterlibatan Israel terhadap kegiatan impor Indonesia 2024 memang masih berada di level minimal apabila dibandingkan dengan total nilai impor Indonesia.
Tetapi, jika melihat data tersebut interaksi ekonomi yang berlangsung memang tidak sepenuhnya terhalang batasan diplomasi, namun supply dan demand yang menjadi faktor utama yang menentukan interaksi perdagangan ini, dalam aktivitas perdagangan ini, kebutuhan pasar dan mekanisme perdagangan global.
“Impor dari Israel ini dilakukan dengan negara ketiga. Dalam kebijakan masalah ini, Indonesia selalu melihat semua ketentuan peraturan nasional dan internasional,” tegas Abdul.
Nilai Impor Indonesia dari Israel
Israel bukanlah mitra dagang utama Indonesia, hal tersebut ditegaskan oleh Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.
“Tentunya Israel bukan menjadi asal, bukan menjadi mitra dagang utama karena nilainya sangat kecil, jadi nilai impor Indonesia dari Israel sepanjang tahun 2024 adalah USD54,2 juta (atau setara dengan Rp883,4 miliar),” kata Amalia dalam Konferensi Pers di Jakarta.
Barang yang Diimpor dari Israel
Setidaknya barang utama dengan nilai terbesar terdiri dari lima jenis barang yang diimpor RI dari Israel walaupun memang secara angka dinilai relatif kecil. Jenis terbesar adalah mesin dan peralatan mekanis sebagian (HS84), dengan nilai mencapai USD33,9 juta.
Kemudian diikuti oleh mesin dan alat perlengkapan bagiannya (HS85) dengan nilai impor menyentuh angka sebesar USD8 juta.
Selanjutnya ada kategori perkakas dan peralatan logam tidak mulia (HS82) yang mencatatkan nilai impor sebesar USD4,1 juta. Barang lain yang turut diimpor juga adalah termasuk peralatan optik, sinematografi, dan juga produk farmasi.
“Juga ada optik, sinematografi, produk farmasi, yang nilainya kecil-kecil,” ujar Amalia.