Ekonomi

Indeks S&P 500 dan Nasdaq Anjlok Wall Street Berakhir Bervariasi

rizky
Hand over
Ilustrasi
MATATELINGA. New York - Pasar saham AS tak terangkat meski Jerome Powell akan diangkat untuk masa jabatan kedua sebagai Ketua Federal Reserve. Wall Street berakhir bervariasi pada akhir perdagangan Senin waktu setempat.



Sementara itu, Gubernur Fed Lael Brainard, yang merupakan kandidat teratas lainnya untuk jabatan itu, akan menjadi Wakil Ketua The Fed."Pasar menyukai prediktabilitas. Sementara Brainard mungkin merupakan pilihan yang baik, pasar tidak akan tahu apa yang diharapkan darinya meskipun konsensus umum adalah bahwa itu berarti suku bunga yang lebih rendah untuk waktu yang lebih lama," kata Direktur Pelaksana Perdagangan dan Derivatif Charles Schwab, Randy Frederick.


Indeks bank S&P 500 menguat 2,0% mengikuti lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah karena investor memperkirakan pengetatan kebijakan pada paruh pertama tahun 2022. Wells Fargo & Co naik lebih dari 3,0% dan termasuk di antara bank-bank Wall Street utama terkuat.


Baca Juga:Musa Rajekshah Terima Kunjungan USAID

Kontrak berjangka terkait dengan tingkat kebijakan Fed menunjukkan bahwa pasar uang sekarang memperkirakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juni mendatang dibandingkan perkiraan sebelumnya Juli.


Indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,05% atau 17,27 poin menjadi 35.619,25 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 0,32% atau 15,02 poin menjadi 4.682,94 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 1,26% atau 202,68 poin, menjadi berakhir di 15.854,76 poin.



Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS membuat saham sektor teknologi lebih rendah, seperti Microsoft dan Apple yang sebenarnya dianggap relatif aman, menyerahkan keuntungan di akhir sesi.


Apple masih berakhir naik 0,3% ke level penutupan tertinggi yang pernah ada, setelah melonjak lebih dari 3,0% pada pagi hari. JPMorgan mengisyaratkan kemungkinan peningkatan pasokan iPhone 13 dalam beberapa bulan mendatang. Microsoft berakhir turun hampir satu persen setelah di awal perdagangan menguat hampir 2,0%.



"Pasar gelisah. Kami tahu kami memiliki Powell, tetapi itu tidak membantu masalah inflasi. Tidak langsung terlihat jelas, saham pertumbuhan teknologi terpukul sepanjang hari, dan kemudian semua teknologi terpukul pada akhirnya," ujar Seorang Pedagang Bright Trading LLC, Dennis Dick, dikutip dari Okezone, Selasa (23/11/2021).


Pencalonan Powell disambut banyak investor yang berharap tidak ada perubahan besar di Fed ketika memandu ekonomi melalui pemulihan dari pandemi. Bank sentral pun segera mengumumkan kembalinya kebijakan pra-pandemi pada akhir 2022.

Penulis
: Mtc
Editor
: Rizky
Tag:Matatelinganew yorkTerkini

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.