Reny menjelaskan, kondisi tersebut tercermin dari inflasi Tanah Air yang masih rendah, cadangan devisa masih tetap tinggi, ditambah lagi, langkah Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 3,75% sesuai dengan ekspektasi pasar.
Reny menambahkan, kalaupun rupiah cenderung bergerak sideways pada perdagangan akhir pekan ini, itu karena adanya harapan akan kebijakan stimulus AS untuk mendorong konsumsi, sehingga membuat indeks dolar bergerak rebound.
Untuk pekan depan, Reny memprediksi pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi oleh sentimen internal dan eksternal. Dari domestik, kemungkinan tidak ada data reguler yang akan dirilis, sehingga progres vaksin Covid-19 akan menjadi perhatian pasar.
"Dari eksternal ada data penjualan rumah dan data tenaga tenaga kerja AS yang bakal dicermati pelaku pasar. Sehingga rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.100 per dolar AS hingga Rp 14.296 per dolar AS," tandasnya.
Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.