"Secara perekonomian Indonesia masih lebih kuat, selain itu kami memproyeksikan Bank Indonesia (BI) juga bisa menurunkan suku bunga acuan pada RDG di Oktober mendatang," jelas Cheril.
Adrian Joezer, Head of Equity Research & Strategy Mandiri Sekuritas menambahkan memang koreksi IHSG belakangan ini disebabkan oleh aksi profit taking yang dibarengi dengan stimulus yang diberikan pemerintah China.
Ditambah lagi, pemerintah China memberikan fasilitas tambahan ke bursa sahamnya. Seperti diketahui, PBoC memperkenalan dua instrumen baru untuk meningkatkan likuiditas di pasar sahamnya.
Instrumen pertama yang dikeluarkan PBoC senilai 500 miliar yuan. Fasilitas ini memungkinkan perusahaan asuransi dan pialang untuk mendapatkan akses yang lebih mudah untuk membeli saham.
Kemudian instrumen yang kedua, PBoC menyediakan dana 300 miliar yuan dalam bentuk pinjaman murah kepada bank-bank komersial sebagai pendanaan untuk membeli saham atau menggelar program buyback.
"Reaksi pasar masih cenderung mixed. Pelaku pasar perlu memantau beberapa hal, apakah stimulus ini akan berubah menjadi stimulus fiskal, karena yang diperlukan adalah lebih ke arah fiskal," ucap Joezer.
Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.