"Namun, kenaikan rupiah masih terbatas karena investor cenderung wait and see menantikan FOMC dan data-data ekonomi penting AS minggu ini," sebut, pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong seperti dilansir Kontan , Senin (29/7/2024).
BACA JUGA:
Korupsi Dana Desa Rp495,5 Juta, Kejari Dairi Tahan Mantan Kepala Desa Simerpara Kabupaten Pakpak BharatLanjut Lukman, sejumlah data ekonomi yang akan rilis pekan ini, seperti manufaktur ISM AS, ketenagakerjaan AS, dan data inflasi Indonesia. Diharapkan dengan data-data tersebut dapat memastikan arah suku bunga.
Dus, rupiah diperkirakan akan datar dan berkonsolidasi di kisaran Rp 16.250 - Rp 16.350 per dolar AS pada perdagangan Selasa (30/7/2024).
BACA JUGA:
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Produk Domestik AS Lebih KuatDirektur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menuturkan bahwa fokus utama investor dari arah suku bunga. "Sementara bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, sinyal apa pun mengenai rencana untuk memangkas suku bunga akan diawasi dengan ketat," sebutnya.
Selain itu, kekhawatiran akan melambatnya pemulihan ekonomi China memicu aksi jual yang berkepanjangan. Ketidakpastian politik AS juga membebani pasar China, terutama dengan investor yang tidak yakin tentang bagaimana pemerintahan AS berikutnya akan memperlakukan Beijing.
Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.