JAKARTA - Matatelinga, Pendapatan negara dari sektor energi diperkirakan akan mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan produksi minyak nasional yang terus merosot. Pada Tahun 2019 saja diperkirakan produksi minyak hanya mencapai 500 barel per hari (bph).
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, saat ini produksi minyak nasional tengah mengalami peningkatan menjadi 825 ribu bph, namun saja tren kenaikan tersebut hanya bersifat sementara.
"Kami ingatkan prediksi kita dengan ESDM pada 2019, sebanyak 600-500 ribu. Jadi dia (produksi minyak) naik sebentar sehingga dalam lima tahun ke depan produksi minyak 600-500 ribu," kata Askolani di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Rabu (8/4/2015).
Askolani melanjutkan, produksi minyak nasional juga diprediksi akan mengalami penurunan setiap tahunnya. "Kondisi lifting migas kita lihat, semakin lama semakin turun tahun lalu 794 ribu bph, walau diproduksi tahun ini naik 825 ribu bph dampak dari produksi Cepu," tambahnya.
Oleh karenanya, sambung Askolani, penurunan produksi juga akan mengancam pendapatan negara. Hal itu juga berdampak pada pendapatan pemerintahan daerah (Pemda) dari sektor Migas.
"Artinya penerimaan minyak kita PNBP dan pajak akan turun ke depan, dampaknya bagi hasil pemda dari minyak akan turun," tutupnya. Demikian dilansir laman okezone.com, Rabu (8/4/2015)
(Fit)