"Mirisnya warga di dusun tersebut terutama untuk ibu hamil (bumil) yang mau melahirkan harus jalan kaki ke Polindes desa Muara Batang Angkola dengan jarak yang harus ditempuh lebih kurang 20 KM dari dusun Lubuk Sihim dengan durasi waktu sekita 2 jam, begitu juga untuk anak sekolah mereka harus berangkat sekolah dari jam 5 pagi, karena jalan yang tidak memungkinkan untuk naik kendaraan," ungkap Wira dirumahnya, Senin, (25/09/2023).
Wira yang juga Suami bidan desa Muara Batang Angkola ( Ani Mariani) sering sekali mendampingi istrinya ke lubuk Sihim membantu warga disana untuk proses melahirkan. Tidak semua warga bisa atau mempersiapkan bersalin di polindes atau puskesmas setempat banyak juga warga yang harus melahirkan di Lubuk Sihim.
Posisi dusun lubuk Sihim arah barat dari desa Muara Batang Angkola dengan melintasi sungai Muara Batang Angkola dengan Getek ( rakit) dan jikalau kondisi sungai meluap harus dengan perahu. Sebanyak 80 kepala keluarga ( KK) Penghuni dusun lubuk Sihim dan mayoritas berasal dari suku Nias yang sudah lama menetap disana.
"Kami dari pihak desa sangat berharap kepada pemerintah Madina dan dinas-dinas terkait untuk membangun dan membenahi dusun tersebut. Jaringan listrik, Jaringan telpon serta internet belum ada disana sehingga sulit keluar komunikasi dengan warga disana dalam keadaan darurat" lanjutnya
Jembatan dan jalanlah yang sangat dibutuhkan warga dusun lubuk Sihim. Anak-anak sekolah yang sangat butuh pendidikan harus bangun bagi untuk berjalan kaki selama dua jam untuk sampai ke sekolah di Desa Muara Batang Angkola.
" Jikalau musim hujan jalan akan licin dan menunggu perahu , tatkala mereka sering sekali telat masuk sekolah. Begitu juga untuk berobat sering warga disana harus digotong mencapai tempat berobat. Mengingat kondisi jarak yang sangat jauh dari dusun tersebut ke pusat desa Muara Batang Angkola serta jalan yg dilalui tanah berbukit, apalagi di musim penghujan jalan sulit dilalui dan beresiko fatal bagi orang sakit, seperti ibu hamil yang mau melahirkan atau orang sakit yang butuh pertolongan langsung dari pihak medis" sambungnya
Diterangkan Wira, pengalamannya dengan Istrinya ( Bidan Desa - Ani Mariani) pernah dijemput warga disana untuk membantu melahirkan jam tiga dini hari kondisi masih gelap kami berangkat kesana, bisa dibayangkan mereka menjemput kami dengan waktu dua jam untuk melaporkan dan kami berangkat kesana waktu dua jam lagi.
"Alhamdulillah proses bersalin lancar dan jikalau harus dilakukan proses bersalin secara operasi tentu itu ibu hamil harus di gotong lagi ke Rumah sakit terdekat dan butuh waktu yang lama lagi untuk ditindaklanjuti, sungguh kasihan nasibnya " cetus Wira
Sebagai kades terpilih Wira bersama warga memohon pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka untuk semua hal. Begitu juga Karang Taruna kecamatan Siabu juga berharap ada perhatian pemerintah yang serius karena ini menyangkut orang banyak.
Penulis : Magrifatulloh .
Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.