Rabu, 09 Juli 2025 WIB

KH Marfin Kasduri, Ulama Dakwah 23 Negara Telah Berpulang

- Senin, 16 Juni 2025 21:26 WIB
KH Marfin Kasduri, Ulama Dakwah 23 Negara Telah Berpulang
Budi Hermansyah
Suasana haru mengiringi prosesi pemakaman ulama kharismatik KH Marfin Kasduri di Aek Nabara, Labuhanbatu, Jumat (13/6/2025). Para pelayat turut memanjatkan doa di sisi liang lahat.
MATATELINGA, Labuhanbatu, - Keluarga besar almarhum KH. Dr. (HC) Marfin Kasduri memastikan akan melanjutkan perjuangan dakwah sang pendiri Pondok Pesantren Raudhatul Ulum. Misi dakwah yang telah dijalankan almarhum di 23 negara akan diteruskan, termasuk ke Chicago, Amerika Serikat.

KH Marfin Kasduri, ulama kharismatik yang dikenal luas di kawasan Labuhanbatu, menghembuskan napas terakhir pada usia 74 tahun. Ia dikebumikan di kampung halamannya, Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu, pada Jumat, 13 Juni 2025.

Putra almarhum, Dr. H. Bukhori Fasha, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan bahwa seandainya ayahnya masih hidup, mereka berencana berangkat bersama ke Amerika Serikat pada Senin, 16 Juni 2025.

“Saya ingin mengajak beliau ke Amerika, niatnya untuk jalan-jalan sekaligus berdakwah. Saat itu beliau masih bisa bicara dan berkata, ‘Ananda harus tetap berangkat.’ Harapannya, perjalanan fisabilillah saya ini bisa menjadi jalan kesembuhan bagi beliau,” kenang Bukhori, yang hadir bersama kakaknya, M. Iqbal Panglimunan, dalam tahlilan malam kedua, Sabtu (14/6/2025).

Bukhori juga menyampaikan pesan terakhir sang ayah yang sangat membekas: jangan pernah berhenti berdakwah, karena berhenti berarti kebinasaan.

“Pesan beliau jelas: jangan berhenti berdakwah. Maka kami akan meneruskan misi dakwah beliau, termasuk ke Amerika. Insyaallah besok saya berangkat,” ujarnya.

Ia juga menyinggung karakter ayahnya yang tak pernah memanfaatkan kedekatannya dengan para pejabat untuk kepentingan pribadi. Meski dekat dengan para umara, KH Marfin Kasduri tetap menjaga prinsip sebagai ulama yang mandiri.

“Beliau tetap menjaga jarak dari politik praktis. Walaupun dekat dengan pejabat, beliau tidak pernah menggunakan kedekatan itu untuk keuntungan pribadi,” tegas Bukhori.

Menurutnya, pemahaman itulah yang menjaga keterbukaan dan silaturahmi dengan berbagai kalangan.

Bukhori, yang kini memimpin Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) Raudlatul ‘Uluum, juga merasa terkejut saat mengetahui kehadiran Anggota DPR RI Musa Rajekshah di rumah duka. Padahal, sebelumnya Ijeck �" sapaan akrab Musa �" sempat menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa hadir dalam pemakaman.

“Awalnya beliau menelepon dan mengucapkan belasungkawa. Tapi setelah telepon ditutup, hati beliau tidak tenang. Akhirnya beliau datang dan ikut menyolatkan hingga ke pemakaman. Kami sangat bersyukur atas kehadirannya,” kata Bukhori.

Ia juga mengenang awal pertemuan ayahnya dengan Ijeck yang terjadi bahkan sebelum Ijeck menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumut. Kala itu, Ijeck datang ke pesantren dalam kondisi masjid masih belum berdiri dan meminta doa dari KH Marfin Kasduri untuk niatnya membangun rumah ibadah di lingkungan pesantren.

Dalam takziahnya, Musa Rajekshah menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian KH Marfin Kasduri.

“Meskipun saya baru empat kali bertemu beliau, tetapi setiap pertemuan selalu memberi ketenangan. Ada nasihat yang sangat dalam dan tidak saya dapatkan dari orang lain,” kata Ijeck.

“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Kita semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Semoga Buya KH Marfin Kasduri diterima amalnya, diampuni segala dosanya, dan berpulang dalam keadaan husnul khotimah,” tutupnya.
SHARE:
 
Tags
 
Komentar
 
Berita Terbaru